5 Tanda Anda Sudah Siap Membeli Rumah dengan KPR

KPR
15 Maret 2021
Bagikan:
5 Tanda Anda Sudah Siap Membeli Rumah dengan KPR

Mengajukan KPR atau kredit pemilikan rumah tentu bukanlah keputusan yang mudah. Keputusan ini biasanya secara otomatis dihadapi seseorang ketika akan membeli rumah. Sebab, hampir semua orang di Indonesia membeli rumah dengan menggunakan produk pinjaman bank yang satu ini.

Tapi, pertanyaan pentingnya adalah, “Apakah Anda sudah siap membeli rumah dengan KPR?” Sebab, keputusan untuk mengambil KPR membawa sejumlah kewajiban dan tanggung jawab finansial. Dampaknya pun akan dirasakan dalam jangka panjang.

Untuk menjawab pertanyaan ini, Anda perlu mengecek beberapa hal terkait kondisi keuangan Anda. Mari simak tanda-tandanya apakah Anda sudah siap mengajukan kredit rumah.

1. Karier stabil

Apakah Anda sudah bekerja di perusahaan sekarang selama lebih dari dua tahun dan berstatus pegawai tetap? Apakah perusahaan Anda memiliki model bisnis yang menjanjikan dan keuangan yang sehat? Apakah jenjang karier di perusahaan Anda jelas? Jika semua jawabannya iya, berarti karier Anda bisa dibilang sudah stabil dan aman.

Stabilitas karier merupakan faktor yang penting untuk Anda pertimbangkan sebelum mengajukan KPR. Pasalnya, pinjaman ini memiliki tenor yang panjang, bisa sampai 20 tahun. Artinya, Anda harus yakin bahwa pendapatan Anda selama 20 tahun ke depan dapat menutupi cicilan KPR tiap bulan.

Jika saat ini Anda masih berstatus pegawai kontrak atau pekerja lepas (freelance), sebaiknya niat mengajukan KPR Anda tunda dulu. Sebab, Anda memiliki risiko pemutusan kontrak kerja dan kehilangan penghasilan secara tiba-tiba. Cicilan kredit rumah pun bisa macet, dan Anda juga berisiko didatangi debt collector.

2. Tidak memiliki utang atau cicilan lain

Saat berencana mengajukan KPR, pastikan Anda sudah tidak memiliki beban utang atau cicilan lain. Mengapa? Pertama, agar kondisi keuangan Anda tetap sehat. Kedua, ini juga bisa membantu Anda mendapatkan plafon kredit rumah yang lebih besar.

Dalam proses pengajuan KPR, bank akan memeriksa apakan Anda masih memiliki utang. Jika iya, mereka juga akan melihat seberapa besar porsi utang ini menyedot penghasilan bulanan Anda. Biasanya bank tidak akan memberikan pinjaman jika porsi utang atau cicilan Anda sudah mencapai 30% dari pendapatan.

Tak hanya KPR Anda berpotensi ditolak oleh bank atau mendapatkan plafon lebih kecil, mengajukan KPR saat masih memiliki utang lain juga akan memberatkan finansial Anda ke depannya. Bayangkan jika sebagian besar pendapatan Anda habis hanya untuk membayar cicilan. Tentu Anda akan kewalahan sendiri dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

3. Selalu bisa menyisihkan 30% pendapatan

Jika sekarang Anda sudah bisa menyisihkan hingga 30% pendapatan untuk ditabung, tandanya keuangan Anda sudah cukup sehat untuk bisa mengajukan kredit rumah.

Angka 30% merupakan batas aman agar keuangan Anda tidak terganggu dengan cicilan rumah. Dengan porsi ini, Anda masih memiliki ruang sebesar 70% pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bahkan untuk tabungan serta investasi. Jadi cicilan rumah tidak serta merta membuat Anda absen menabung atau mengumpulkan dana darurat.

4. Sudah memiliki dana DP dan biaya KPR lain

Membeli rumah dengan KPR memang bisa meringankan beban finansial, tapi bukan berarti kita tidak perlu menyiapkan dana tunai sama sekali. Dalam pengajuan KPR, ada beberapa biaya yang harus Anda siapkan sebelum perjanjian KPR ditandatangani.

Biaya yang pertama adalah biaya DP (down payment) alias uang muka. Besar uang DP yang perlu Anda siapkan tergantung dari kebijakan bank dan pengembang rumah, tapi biasanya berkisar antara 10-30% dari total harga rumah. Pastikan dana ini sudah siap di rekening dan masuk bujet pembelian rumah Anda.

Selain DP, ada pula biaya-biaya KPR lain yang perlu Anda siapkan, mulai dari biaya admin, biaya provisi, appraisal, biaya notaris, sampai biaya pengurusan dokumen dan sertifikat rumah. Besarnya bervariasi, tergantung kebijakan bank KPR Anda. Namun sebagai referensi, siapkan dana tunai sekitar 10-15% dari harga rumah untuk memenuhi biaya-biaya ini.

5. Sudah disiplin mengatur keuangan

Yang satu ini dibutuhkan demi menjamin kelancaran pembayaran cicilan KPR nanti. Jika sekarang Anda masih suka mengeluarkan uang untuk kebutuhan konsumtif, seperti belanja pakaian, makan dan minum di kafe, atau gampang menggesek kartu kredit, sebaiknya jangan dulu mengajukan KPR. Sebab ini tandanya Anda masih belum bisa mengatur keuangan dengan optimal.

Agar pembayaran KPR lancar, tentunya dibutuhkan komitmen dan kedisiplinan kita sebagai debitur dalam memenuhi kewajiban. Artinya, kita harus sudah mampu memprioritaskan penghasilan untuk kebutuhan ini, dan bukannya memenuhi keinginan semata. Untuk itu, demi kebaikan kita sendiri, baiknya ajukan KPR ketika tak hanya finansial kita sudah mapan, tapi mental kita pun sudah siap.

Keputusan untuk membeli rumah dan mengambil KPR tentunya harus dipikirkan secara matang. Sebab ini merupakan komitmen jangka panjang yang akan berdampak kepada kesehatan finansial kita di masa depan.

Jika memang belum memiliki lima tanda di atas, sebaiknya urungkan dulu niat membeli rumah dengan KPR sampai Anda benar-benar siap. Percuma bisa beli rumah sekarang, kalau ke depannya Anda malah kewalahan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan cicilan KPR. Lebih baik menunggu lebih lama, tapi keuangan dan mental Anda tetap sehat.

Namun jika kelima tanda di atas sudah Anda miliki, tak perlu ragu lagi untuk berburu rumah sekarang dan mencari KPR yang terbaik. Agar tak salah langkah, Anda juga bisa meminta bantuan konsultan KPR online di Indonesia seperti Mortgage Master.

Mortgage Master dapat memandu Anda dalam proses pencarian dan pengajuan KPR terbaik di Indonesia. Konsultan online ini akan merekomendasikan sejumlah produk yang memang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial Anda. Jadi dijamin Anda hanya akan mendapatkan rekomendasi KPR dengan bunga yang kompetitif.

Dengan persiapan keuangan yang matang dan pengetahuan yang mumpuni, maka pencarian KPR Anda pun akan optimal. Pos keuangan tetap sehat, rumah impian pun kini sudah bukan hanya mimpi lagi.

Bagikan:
Artikel Terkait