Proses pengajuan KPR alias kredit pemilikan rumah umumnya memakan waktu yang panjang, bahkan hingga berbulan-bulan. Kalau Anda pernah melihat teman atau rekan kerja yang sedang dalam proses ini, umumnya mereka terlihat sibuk dan bahkan sampai harus izin cuti kerja untuk mengurus pengajuan KPR dengan pihak bank.
Jadi terbayang betapa frustasi dan stresnya ketika semua daya upaya itu berujung tanpa hasil ketika pengajuan KPR ditolak. Tak jarang bahkan ada yang sampai trauma dan enggan mengulang proses tersebut karena takut ditolak lagi.
Bagi Anda yang baru berencana mengajukan KPR, tentu penasaran sebenarnya apa yang membuat pengajuan KPR seseorang ditolak oleh bank. Supaya tak mengalami nasib yang sama, yuk ketahui hal-hal yang bisa menyebabkan Anda gagal mendapatkan pinjaman KPR.
1. Tidak memenuhi persyaratan
Untuk dapat mengajukan KPR, tentunya ada syarat-syarat yang wajib Anda penuhi. Syarat ini, di antaranya:
- Warga negara Indonesia (WNI)
- Bagi karyawan, usia minimal adalah 21 tahun dan maksimal 55 tahun
- Bagi wiraswasta dan profesional, usia minimal adalah 21 tahun dan maksimal 65 tahun
- Punya penghasilan rutin tiap bulan
- Sudah bekerja minimal 2 tahun untuk karyawan
- Sudah menjalankan usaha minimal 3 tahun untuk wiraswasta dan profesional
Selain syarat-syarat di atas, Anda juga diminta untuk memenuhi persyaratan dokumen, seperti kartu identitas (KTP), kartu keluarga, slip gaji, NPWP, sertifikat dan surat terkait rumah yang akan dibeli, dan lain sebagainya.
Pemenuhan syarat-syarat ini merupakan hal pertama yang akan dilihat oleh bank untuk menentukan apakah proses pengajuan KPR Anda bisa dilanjutkan atau tidak. Jika penolakan KPR Anda diterima di tahap-tahap awal, besar kemungkinan Anda dianggap tidak layak atau tidak memenuhi syarat debitur KPR.
2. Data dan fakta di lapangan tidak sesuai
Ketika Anda sudah memenuhi syarat dari bank, termasuk melengkapi syarat dokumen, bank kemudian akan melakukan verifikasi terhadap data-data yang Anda berikan. Ini dilakukan dengan survey langsung dan wawancara.
Jika dalam proses verifikasi ditemukan bahwa ada ketidaksesuaian antara data dengan fakta di lapangan, maka bank akan menganggap Anda telah berbohong dengan sengaja. Ini bisa menjadi poin minus dan berdampak negatif terhadap aplikasi permohonan KPR Anda.
Jadi pastikan semua informasi yang Anda berikan kepada pihak bank sudah benar dan sesuai dengan fakta. Sebab bank pasti akan tahu kalau kita berbohong, dan ini justru bisa berakibat kepada ditolaknya pengajuan KPR.
3. Riwayat kredit tidak baik
Coba diingat-ingat, apakah Anda pernah telat membayar kartu kredit? Atau pernah menunggak kredit handphone? Jika ya, ini bisa menjadi salah satu alasan pengajuan KPR Anda ditolak bank.
Dalam proses pengajuan kredit rumah, bank akan mengecek riwayat kredit Anda melalui sistem layanan informasi keuangan Otoritas Jasa Keuangan (SLIK OJK). Melalui sistem ini, bank akan mengetahui kondisi kredit atau profil utang Anda, termasuk berapa jumlah utang Anda, utang apa saja, dan yang terpenting apakah Anda disiplin dalam membayar cicilan kredit.
Jika ditemukan bahwa Anda pernah menunggak atau telat membayar cicilan, ini akan tercermin dalam skor kredit Anda di SLIK OJK. Inilah yang akan jadi pertimbangan utama bank untuk meloloskan pengajuan KPR Anda atau tidak.
4. Kondisi keuangan belum mumpuni
Meski tidak ada batas minimum pendapatan untuk pengajuan KPR, bank tetap akan menilai kondisi keuangan Anda. Ini dilakukan untuk menganalisis kemampuan pembayaran cicilan KPR Anda ke depannya.
Misalnya gaji Anda saat ini Rp 7 juta, sementara simulasi cicilan KPR Anda ternyata mencapai Rp 3 juta tiap bulan. Maka akan besar kemungkinannya bank menolak pinjaman KPR Anda, karena porsi tersebut dinilai tidak ideal bagi kesehatan finansial seseorang.
Oleh karena itu, sangat penting bagi calon debitur KPR untuk memilih harga rumah yang memang sesuai dengan kemampuan finansial. Persiapkan juga uang tunai yang cukup untuk down payment (DP) dan biaya-biaya KPR lain agar kondisi finansial selanjutnya tidak akan terganggu untuk pembayaran cicilan.
5. Kemampuan bayar di masa depan meragukan
Tak hanya melihat kondisi keuangan Anda sekarang, bank juga akan menganalisis kemampuan Anda dalam membayar cicilan di masa depan. Sanggupkah Anda membayar cicilan KPR dalam jangka panjang?
Indikator yang digunakan bank biasanya meliputi lama Anda bekerja, status kepegawaian Anda, dan bahkan profil perusahaan Anda. Bisa jadi gaji Anda sekarang sudah tergolong besar, tapi jika menurut bank perusahaan Anda tidak stabil atau belum beroperasi lebih dari setahun di Indonesia, maka pengajuan KPR Anda pun bisa ditolak.
Bagi calon debitur yang berstatus pengusaha, bank akan menilai sektor usaha yang Anda geluti, laporan keuangan perusahaan, lama usaha beroperasi, dan seterusnya.
6. Rumah yang ingin dibeli bermasalah
Bisa jadi Anda sudah memenuhi syarat KPR, dokumen lengkap, kondisi keuangan stabil, riwayat kredit bersih, tapi aplikasi pinjaman KPR tetap ditolak. Apa lagi alasannya?
Ternyata yang bermasalah adalah rumah yang ingin Anda beli. Jangan lupa, dalam pengajuan KPR, bank juga akan meminta surat-surat serta sertifikat rumah yang akan dikreditkan. Jika ternyata dalam proses evaluasi bank menemukan bahwa rumah tersebut bermasalah, maka pengajuan kredit Anda pun akan berujung pada penolakan.
Rumah bermasalah misalnya tidak memiliki sertifikat lengkap seperti izin mendirikan bangunan (IMB), berdiri di tanah yang masih sengketa, lokasinya di area rawan bencana, dan seterusnya.
Bagi masyarakat awam yang memang belum pernah mengajukan KPR, hal-hal di atas bisa jadi luput dari perhatian dan jadi penghambat pinjaman KPR kita dikabulkan. Oleh karena itu, kita bisa meminta bantuan kepada yang ahli dalam proses pengajuan KPR ini, seperti Mortgage Master.
Sebagai konsultan KPR online, Mortgage Master dapat memandu kita dalam mengajukan pinjaman KPR sehingga usaha kita pun tak berujung sia-sia. Mulai dari merekomendasikan produk KPR yang paling pas hingga menganalisis profil keuangan kita, layanan dari konsultan KPR ini semua tersedia secara gratis. Jadi tak akan menambah komponen biaya KPR yang memang sudah banyak.
Betul bahwa proses pengajuan KPR bisa membuat stres. Tak hanya menyita waktu, energi dan biaya, ujung-ujungnya belum tentu permohonan kita itu pun disetujui bank. Tapi bukan berarti kita tidak bisa mengantisipasi hal tersebut. Dengan menghindari enam kesalahan di atas, Anda pun bisa selangkah lebih dekat dalam mendapatkan KPR yang Anda dambakan. Semangat!